Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
July 30, 2024 3 min read
Seperti penyakit yang lain, autis pada anak menjadi momok tersendiri bagi ibu hamil. Namun tidak perlu cemas, pada artikel ini Mintly akan membahas penyebab hingga pencegahan dini yang dapat orang tua lakukan. Simak di sini, yuk!
Orang tua mana pun pasti ingin melihat tumbuh kembang si kecil berjalan sempurna, baik dari perkembangan kognitif, sosial, emosional, hingga fisik. Tidak ada Mama atau Papa yang menginginkan si kecil mengalami kelainan perkembangan saraf, seperti autisme. Pertanyaanya, Mama sudah tahu belum risiko autisme atau autis pada anak?
Sebelum kita bahas lebih lanjut, Mama harus mengetahui lebih dulu pengertian dari autis pada anak. Menurut IDAI, autis atau yang dikenal dengan spektrum autisme (GSA) adalah sekumpulan gangguan perkembangan yang ditandai dengan melemahnya kemampuan sosial, komunikasi, dan kebiasaan anak melakukan perilaku berulang, atau pun tidak memiliki banyak minat.
Perlu Mama ketahui, anak yang menderita autisme bukan berarti tidak bisa hidup seperti manusia normal. Penderita autis tetap dapat bersosialisasi dan melakukan aktivitas biasa, namun mereka membutuhkan usaha lebih ekstra untuk melakukan hal tersebut.
Mungkin Mama bertanya-tanya, apa penyebab autis pada anak? Para ahli mengatakan kalau penyebab autis belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini sering dikaitkan dengan faktor lingkungan dan genetik anak. Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko autis.
Salah satu faktor risiko autis pada anak adalah kelahiran prematur. Ketika anak lahir kurang dari 37 bulan, kemungkinan organ tubuh anak belum berkembang sempurna. Apalagi, pada akhir trimester kehamilan adalah fase penting untuk menyempurnakan janin. Kalau perkembangan janin belum sempurna, hal tersebut dapat mendorong terjadinya autisme.
Medical News Today mengatakan jika faktor genetik menjadi pendorong autisme. Para peneliti mengatakan faktor genetik dapat mewariskan genetika autisme. Hal ini diperkuat dengan sebuah penelitian pada tahun 2019, beberapa varian gen tertentu dapat menyebabkan anak terlahir autisme
Tidak hanya faktor genetik, para peneliti juga menemukan faktor lingkungan menjadi pendorong autisme. Beberapa faktor dimaksud adalah infeksi bakteri dan virus saat hamil, keracunan logam berat atau pestisida.
Faktor pendorong autisme berikutnya adalah kesehatan ibu. Dikutip dari Medical News Today, ibu hamil yang mengalami autoimunitas, obesitas, hingga menggunakan obat-obatan tertentu berisiko lebih besar melahirkan anak autisme, kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan otak janin hingga mengganggu tumbuh kembang janin.
Autis pada anak tidak terjadi begitu saja, Mam. IDAI mengatakan, terdapat beberapa red flags atau gejala yang terlihat sejak dini. Berikut ini tanda yang perlu Mama wasapdai.
Pada umumnya, autisme baru disadari ketika si kecil berusia 2 tahun, lantaran tumbuh kembang si kecil terlihat lebih lambat dari anak seusianya. Namun, kalau Mama sudah menemukan tanda tersebut, Mama dapat membawa si kecil ke spesialis anak pada usia berapa pun. IDAI menyarankan, si kecil mengikuti skrining rutin mulai usia 9 bulan, 18 bulan, dan 30 bulan.
Ketika hasil pemeriksaan merujuk pada autis, dokter akan memberikan pertolongan dini untuk anak. Jadi, Mama dapat menekan risiko lebih dini.
Seperti yang sering kita dengar, 1000 HPK (hari pertama kehidupan anak) adalah momen penting untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Pada momen ini kita dapat mencegah autis sedini mungkin. Penjelasan selengkapnya ada di bawah ini.
Meski penyebab autisme belum diketahui secara pasti, kita dapat melakukan pencegahan sejak masa kehamilan. Berikut cara yang perlu Mama terapkan.
Sekedar tambahan informasi untuk Mama, asam folat adalah nutrisi penting dapat mendukung perkembangan tabung saraf janin, sehingga si kecil dapat terhindar dari autisme. Untuk mengetahui pencegahan autisme selengkapnya silahkan simak pada artikel “Menghadapi Anak Autisme: Ini Pencegahan dan Perawatannya”
Selain memperhatiikan kesehatan selama kehamilan, Mama juga perlu memberi perawatan kulit untuk si kecil. Apalagi, dilansir dari laman National Library of Medicine, anak dengan sindrom autisme memiliki kulit lebih sensitif. Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, hal tersebut kemungkinan dipicu faktor stres yang memperburuk kondisi kulit.
Namun tenang saja, Gently hadir untuk merawat kulit bayi yang lebih sensitif. Salah satunya adalah produk cream wajah dari Gently Baby Face Cream Advanced 5-in-1 yang sudah lolos uji halal, dermatology tested, BPOM, dan hypoallergenic tested.
Hebatnya lagi, face cream ini sudah dilengkapi 3x Ceramide dan 4D Hyaluronan. Kandungan ini memiliki 5 manfaat sekaligus untuk menenangkan, menghidrasi, menutrisi, menjaga, dan menghaluskan kulit wajah bayi. Makanya, ketahui dan dapatkan produk Gently di sini!
Sumber
https://www.medicalnewstoday.com/articles/what-causes-autism#increase-in-diagnoses