Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
July 30, 2024 3 min read
Ciri-ciri autis pada anak bisa diketahui lewat tumbuh kembangnya. Tidak perlu mengganggap autis sebagai kegagalan orang tua karena penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Untuk meminimalisir dampak Mama mencermati tanda-tandanya dalam artikel ini.
Setiap anak yang terlahir di dunia ini adalah titipan. Sekalipun si kecil yang dititipkan dengan kebutuhan khusus, seperti autis atau yang dikenal dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Gangguan perkembangan saraf ini tidak hanya mengganggu tumbuh kembang si kecil di masa mendatang, tapi juga kemampuannya bersosialisasi di lingkungan. Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari ciri-ciri autis pada anak.
Mama sudah tahu belum, berapa banyak penderita autis di dunia? Menurut World of Organization (WHO), diperkirakan sekitar 1 dari 100 anak di dunia menderita autis. Sementara, Badan Pusat Statistik Indonesia, memperkirakan anak autis di Indonesia sekitar 3,2 juta pada tahun 2020. Angka yang cukup tinggi bukan, Mam?
Melihat bahaya dan tingginya kasus autis, orang tua perlu mengetahui ciri-cirinya sejak dini. Selengkapnya akan Mintly bahas di bawah, ya!
Mungkin belum banyak yang tahu, ciri-ciri anak autis tidak hanya diketahui pada usia balita saja. Kita dapat mengenali beberapa cirinya lewat tumbuh kembang sejak bayi. Berikut ini beberapa ciri-cirinya.
Salah satu ciri-ciri anak autis dapat kita lihat dari rendahnya kemampuan komunikasi. Dilansir dari laman CDC, anak dengan gejala ini sering menghindari atau tidak menjaga kontak mata. Pada usia 9 bulan, mereka tidak merespon ketika namanya dipanggil. Tidak juga menunjukkan ekspresi wajah senang, sedih, atau marah pada usia tersebut.
Ciri-ciri anak autis juga dapat kita lihat dari kemampuan bersosialisasinya. Anak usia 12 bulan umumnya sudah mengetahui arti kehadiran dan perpisahan dengan seseorang. Namun, anak autis biasanya tidak mau melambaikan tangan atau mengucapkan selamat tinggal pada orang lain. Pada usia 36 bulan, mereka juga tidak ada ketertarikan bermain dengan anak seusianya.
Tanda autis lebih terlihat lagi pada saat anak memasuki usia 48 bulan. Pada usia ini, anak-anak pasti sudah bermain peran-peranan. Namun tidak pada anak autis, mereka cenderung kurang tertarik bermain menjadi guru atau pahlawan super. Memasuki usia 5 tahun, mereka juga tidak menunjukkan minat bernyanyi, menari, atau berakting seperti anak yang lain.
Menyambung dari ciri-ciri anak autis sebelumnya, anak dengan penderita ini biasanya lebih suka bermain sendiri. Daripada berkumpul dengan teman sebaya, anak dengan gangguan autis lebih suka dan nyaman bermain sendirian, entah itu memasukkan benda ke wadah, berkeliling ke halaman, atau melempar-lemparkan tanah di udara. Dibalik kesendiriannya, terkadang anak autis ada yang pendiam, banyak bicara, dan memiliki kelebihan tertentu.
Masih ada lagi, ciri-ciri anak autis terlihat dari perilaku yang berulang. Anak dengan gangguan autis suka memainkan benda secara berulang, seperti menata balok berulang kali. Dia akan kesal kalau urutannya diubah atau tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Selain itu, anak dengan gejala autis sering mengulang kata atau frasa berulang kali.
Mama sudah tahu belum kalau ciri-ciri anak autis terlihat dari kepekaanya terhadap sensorik? Dilansir dari laman Very Well, anak dengan gangguan autis biasanya menghindari suara keras, pelukan, rasa, tekstur, atau bau tertentu. Mereka juga sensitif dengan cahaya dan mudah terganggu dengan gerakan kecil. Makanya, anak autis lebih mudah tertekan atau tidak nyaman daripada anak normal yang lain.
Tanda anak autis bisa kita ketahui dari kebiasaan melakukan gerakan yang tidak biasa. Mereka memiliki self stimulation atau hal unik yang tidak biasa dilakukan orang lain, seperti menghisap jempol, menggigit kuku, memutar rambut, lari berjinjit, hingga bergoyang maju mundur. Tidak hanya autis, anak dengan gangguan autis memiliki kebiasaan berbeda, seperti berjalan kaku dengan tangan di samping tubuh.
Siapa yang menyangka, ciri-ciri anak autis terlihat dari emosionalnya yang tidak bisa dikendalikan. Very Well mengatakan, anak dengan gangguan autis lebih mudah frustasi dan rewel karena tidak mengkomunikasikan kebutuhan mereka. Terkadang, mereka juga mudah tantrum, menangis, atau menyakiti dirinya sendiri.
Pada intinya, tanda-tanda autis dapat diketahui sejak bayi. Pada umumnya, autisme dapat didiagnosis secara akurat oleh dokter pada usia 2 tahun. Apabila si kecil mengalami tanda-tanda tersebut, Mama dapat melakukan beberapa perawatan yang tepat, seperti yang sudah Mintly bahas pada artikel “Menghadapi Anak Autisme: Ini Pencegahan dan Perawatannya” ini.
Selain memperhatikan tumbuh kembang si kecil untuk meminimalisir dampak autis di kemudian hari, Mama juga perlu mendukung kesehatan kulitnya. Termasuk memberikan skincare yang teruji secara klinis dan dapat merawat kulit si kecil agar lebih lembut dan lembap. Salah satunya adalah Face Cream Advanced 5-in-1. Face cream ini mengandung 3x Ceramide dan 4D Hyaluronan yang dapat menenangkan, menghidrasi, menutrisi, menjaga, dan menghaluskan kulit wajah bayi.
Cara penggunaanya bagaimana? hanya perlu mengoleskan cream tipis-tipis setiap 2-3 kali sehari. Dijamin, kulit si kecil semakin lembut, sehat, dan bebas dari iritasi! Langsung saja, dapatkan Gently Baby Face Cream Advanced 5-in-1 di sini, yuk!
Source:
https://www.cdc.gov/autism/signs-symptoms/index.html
https://www.aboutkidshealth.ca/characteristics-of-autism-spectrum-disorder-asd
https://www.verywellhealth.com/autism-in-children-4013636
https://www.parents.com/baby/health/autism/early-signs-of-autism-in-babies/