Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
February 09, 2024 4 min read
Ruam popok adalah iritasi pada kulit bayi di area pemakaian popok. Ruam popok pada bayi bisa terjadi karena paparan urine dan feses, tidak mengganti popok, hingga kebiasaan bergonta-ganti produk bayi. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
Ibu mana yang tega melihat kulit si kecil ruam popok? Mintly paham betul, Mama pasti khawatir kalau kulit si kecil kemerahan sampai sering rewel dan tidak mau tidur. Tidak hanya orang dewasa saja, bayi pasti sangat terganggu kalau kulitnya terasa perih dan gatal. Bedanya mereka tidak bisa mengungkapkan ketidaknyamannya.
Ruam popok bisa dialami siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa yang diharuskan menggunakan popok. Namun, ruam popok atau diaper rash ini umumnya dialami anak usia kurang dari 3 tahun dan paling banyak di usia 9-12 bulan.
Hal ini diperkuat dengan penelitian dari Jurnal Kedokteran Diponegoro (2018): dari 40 anak yang memakai popok sekali pakai, ada sekitar 55% anak yang mengalami ruam popok. Artinya, Mama harus mewaspadai kemungkinan si kecil terkena ruam popok.
Bukan untuk menakut-nakuti para Mama, pada kesempatan ini Mintly mau berbagi tips untuk mengatasi ruam popok pada bayi. Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Mungkin Mama bertanya-tanya, apa penyebab ruam popok pada bayi? Sebetulnya ruam popok atau diaper rash terjadi karena adanya infeksi bakteri karena paparan urine, feses, atau popok yang tidak segera diganti. Selain itu, ruam popok bisa juga terjadi karena beberapa hal ini:
Mungkin jarang disadari para Mama kalau popok yang terlalu ketat mudah bergesekan dengan kulit. Hal ini bisa menyebabkan kemerahan pada kulit si kecil.
Terlalu sering bergonta-ganti produk juga tidak baik untuk kulit bayi. Contohnya seperti tisu basah, bedak, atau sabun yang bahannya belum tentu cocok untuk kulit si kecil.
Siapa sangka mengenalkan makanan baru saat MPASI menyebabkan ruam popok pada bayi? Dilansir dari laman Kemenkes, mengenalkan jenis makanan baru ke bayi memungkinkan membuat bayi terkena ruam popok.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, alasannya karena asupan makanan yang lebih bertekstur memungkinkan frekuensi buang air besar ikut berubah. Ketika kulit terlalu sering terpapar feses, kondisi ini menyebabkan terjadinya ruam.
Ruam popok bisa juga disebabkan oleh iklim tropis yang menyebabkan kulit si kecil mudah berkeringat dan sangat lembap. Hal ini seperti yang dilansir dari laman Yankes.kemkes, iklim tropis menyumbang 79,7% kejadian ruam popok setiap harinya.
Mam, ruam popok biasanya tidak terjadi begitu saja. Sebelum Mama panik atau mengunjungi dokter, Mama bisa melihat dari beberapa gejala ruam popok ini:
Pada kondisi yang lebih parah, ruam popok juga disertai demam, berdarah, dan mengeluarkan cairan. Kalau sudah seperti ini sebaiknya Mama segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapat penanganan terbaik.
Ruam popok yang tidak segera diobati bisa berkembang menjadi lecet dan luka terbuka. Mama pasti tidak mau kan? Sebelum terjadi luka, kita harus menjaga kulit bayi tetap bersih dan kering. Nah, berikut cara lengkapnya:
Seperti yang kita tahu, penggunaan popok terlalu lama menyebabkan iritasi kulit. Disarankan, Mama mengganti popok bayi setiap 4 jam sekali. Kalau popok cepat penuh dan kotor, sebaiknya Mama langsung menggantinya, ya!
Salah satu penyebab ruam popok pada bayi adalah suhu yang terlalu panas. Kalau kulit si kecil tidak cocok, kondisi tersebut dapat menyebabkan kulit terlalu lembap hingga muncul ruam. Makanya, Mama dapat mengatur suhu ruangan supaya lebih optimal.
Kulit bayi jauh lebih sensitif dari kulit orang dewasa. Ketika memandikannya pun kita harus mengelapnya sampai kering agar kulitnya tidak terlalu lembap. Caranya dengan menekan-nekan handuk secara lembut di setiap jengkal kulit si kecil. Jadi, kulit si kecil tetap kering tanpa tersakiti.
Saat membeli kebutuhan bayi, Mama memperhatikan komposisinya tidak? Contohnya seperti popok, pelembap, sampo, atau sabun. Kalau belum, sebaiknya lebih berhati-hati, ya!
Perawatan bayi yang ada di pasaran belum semua teruji secara klinis. Belum tentu yang harganya terjangkau kandungannya sesuai untuk si kecil. Karena itu, pastikan Mama hanya memilih produk berbahan premium agar si kecil terhindar dari iritasi, seperti dengan menggunakan Rash Cream Gently.
Memang mencegah lebih daripada mengobati. Biasanya, dokter akan memberikan obat-obatan seperti antibiotik, antijamur, atau salep khusus ruam. Berikut lima langkah mengatasi ruam popok yang direkomendasikan IDAI:
Tak perlu bingung mencari produk yang sesuai untuk kebutuhan si kecil. Mintly merekomendasikan Baby Skin Rash Cream untuk mencegah dan meredakan ruam si kecil. Gently Baby Skin Rash Cream ini mengandung Zinc Oxide 15,25%, triple microbial fighter, Lactobacillus Ferment, Licorice Root Extract, dan Camellia Sinensis Leaf.
Kandungan tersebut dapat melindungi kulit dari bakteri sekaligus meredakan gatal, sehingga ruam popok tidak datang kembali. Hebatnya lagi, Baby Skin Rash Cream ini sudah teruji secara klinis, baik hypoallergenic tested, dermatology tested, toxin free, dan kehalalannya. Jadi, tidak ada yang perlu Mama ragukan bukan?
Demi kesehatan kulit si kecil, pastikan Mama memilih pertolongan pertama yang tepat untuk cegah ruam popok pada bayi. Dapatkan produknya di sini ya, Mam!
Sumber:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/854/mengatasi-diapper-rash-pada-anak
https://www.healthline.com/health/home-remedies-diaper-rash
https://healthdirect.gov.au/nappy-rash
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/5-langkah-mengatasi-ruam-popok-pada-bayi
https://ayosehat.kemkes.go.id/cara-tepat-merawat-ruam-popok-agar-si-kecil-kembali-nyaman
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/symptoms-causes/syc-20371636
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diaper-rash/symptoms-causes/syc-20371636