Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
May 06, 2024 3 min read
Anak autisme itu adalah anak yang terlahir istimewa. Kelainan perkembangan saraf otak menyebabkan anak kesulitan bersosialisasi, berpikir, hingga melakukan aktivitas seperti anak seusianya. Meski dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus, Mama dapat melakukan beberapa pencegahan dan perawatan untuk anak autisme!
Autisme atau yang dalam bahasa medisnya autism spectrum disorder (ASD) adalah gangguan pada perkembangan saraf anak. Kondisi ini menyebabkan si kecil mudah tantrum, hiperaktif, dan tidak mau bersosialisasi seperti teman-temannya. Selain itu, perkembangan fisik dan sensorik si kecil juga ikut terhambat.
World of Organization (WHO) memperkirakan, sekitar 1 dari 100 anak di dunia menderita autisme. Sedangkan, dilansir dari jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Husada Surakarta, Badan Pusat Statistik tahun 2020, memperkirakan sekitar 3,2 juta anak di Indonesia mengalami autisme.
Mengingat tingginya angka autisme pada anak-anak, Mama tidak perlu khawatir berlebih. Pada artikel ini, Mintly akan membahas penyebab, pencegahan, dan perawatan untuk anak autis. Simak selengkapnya, yuk!
Berbeda dengan down syndrome yang disebabkan oleh kelainan kromosom, penyebab autisme pada anak belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli mengatakan ada beberapa faktor pendorong autisme.
Medical News Today mengatakan jika faktor genetik menjadi pendorong autisme. Para peneliti mengatakan faktor genetik dapat mewariskan genetika autisme. Hal ini diperkuat dengan sebuah penelitian pada tahun 2019, beberapa varian gen tertentu dapat menyebabkan anak terlahir autisme
Tidak hanya faktor genetik, para peneliti juga menemukan faktor lingkungan menjadi pendorong autisme. Beberapa faktor dimaksud adalah infeksi bakteri dan virus saat hamil, keracunan logam berat atau pestisida.
Faktor pendorong autisme berikutnya adalah kesehatan ibu. Dikutip dari Medical News Today, ibu hamil yang mengalami autoimunitas, obesitas, hingga menggunakan obat-obatan tertentu berisiko lebih besar melahirkan anak autisme, kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan otak janin hingga mengganggu tumbuh kembang janin. Oleh karena itu, Mama harus memperhatikan kesehatan sejak kehamilan.
Mungkin Mama bertanya-tanya, apakah autisme pada anak bisa dicegah? Meski penyebab autisme tidak tidak diketahui secara pasti, Mama dapat melahirkan anak yang sehat dengan memperhatikan beberapa hal ini.
Sebagai tambahan informasi, asam folat dapat mendukung perkembangan tabung saraf janin, sehingga si kecil dapat terhindar dari autisme. Ketahui informasi asam folat pada artikel "8 Makanan yang Mengandung Asam Folat, Calon Ibu Wajib Tahu!"
Pada umumnya, autisme dapat diketahui ketika si kecil berusia 2 tahun, lantaran tumbuh kembang anak terlihat terlambat atau tidak seperti anak seusianya. Setelah mengetahui diagnosa dari dokter, Mama dapat memberikan terapi atau perawatan tertentu untuk mencegah hal-hal buruk terjadi.
Dikutip dari laman CDC, Mama dapat memberikan terapi okupasi untuk mengajarkan si kecil keterampilan hidup mandiri. Terapi ini mengajarkan anak berkebutuhan khusus untuk berpakaian, makan, mandi, hingga melakukan gerakan sensorik.
Untuk membantu penderita autisme mengatasi kecemasan, depresi, dan masalah mental, Mama dapat memberikan terapi perilaku kognitif. Terapi ini membantu si kecil untuk mengelola emosi, perilaku, dan pikirannya dengan baik.
Pada umumnya, anak autisme dikenal tidak bisa bersosialisasi dengan orang lain. Untuk mengatasi hal tersebut, Mama dapat memberikan terapi kemampuan sosial. Nantinya si kecil akan diajak melakukan permainan, seperti menggambar atau bermain puzzle. Beberapa permainan yang diberikan terapis dapat melatih si kecil untuk melakukan kontak dengan orang lain.
Untuk mendukung tumbuh kembang si kecil, Mama dapat memberikan produk perawatan yang tepat. Apalagi, menurut penelitian dari National Library of Medicine, anak dengan sindrom autisme memiliki kulit lebih sensitif. Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, kemungkinan hal tersebut dipicu oleh faktor stres yang memperburuk kondisi kulit atau kebiasaan berulang yang menyebabkan kulit luka.
Mama tidak perlu cemas berlebih, Gently hadir untuk merawat kulit bayi hingga anak-anak yang super sensitif. Menggunakan formula lembut dan dominasi bahan alami, Gently dapat melindungi kulit si kecil dari iritasi, ruam, hingga kering. Tak heran jika pemakaian rutin dapat membuat si kecil tidak gampang rewel, sehat, dan semakin terlindungi.
Hebatnya lagi, Gently sudah teruji secara klinis, baik non hypoallergenic, non toxic, halal, hingga BPOM. Makanya, demi kebahagian si kecil, ketahui dan dapatkan produk Gently di sini!