Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
May 06, 2024 3 min read
Down syndrome adalah kelainan kromosom 21 yang dapat dideteksi sejak dalam kandungan. Bayi yang terlahir dalam kondisi ini cenderung memiliki kecerdasan rendah dan kelainan fisik yang khas. Untuk mencegah kelainan ini, simak penjelasannya di sini!
Down syndrome adalah kondisi anak yang lahir dengan kromosom berlebih. Bayi dengan kelainan tersebut memiliki salinan tambahan dari salah satu kromosom atau yang dikenal dengan kromosom 21. Kondisi ini mempengaruhi perkembangan otak hingga fisik si kecil. Pertanyaanya Mama sudah tahu efek down syndrome belum?
Gangguan kromosom tambahan atau yang dikenal dengan trisomi 21 ini menyebabkan tantangan mental dan fisik bagi si kecil. Apalagi, IQ penderita down syndrome (DS) cukup rendah hingga menyebabkan tumbuh kembang penderita lebih lambat dari anak yang lain. Tak heran jika para ahli mengatakan harapan hidup penderita DS lebih pendek dari orang normal.
Percaya atau tidak, down syndrome adalah kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Dikutip dari laman Kemenkes, WHO mengatakan bahwa setiap tahunnya ada sekitar 3000-5000 bayi yang terlahir dengan kondisi kelainan kromosom. Meski begitu, CDC mengatakan jika harapan hidup penderita down syndrome terus meningkat setiap tahunnya, lantaran perkembangan teknologi medis. Saat ini penderita dapat hidup lebih dari 60 tahun.
Mengingat bahaya down syndrome, Mama tidak boleh menyepelekan penyakit ini. Makanya, simak penjelasan seputar gangguan DS ini!
Down syndrome tidak terjadi begitu saja, kita perlu mengetahui beberapa faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya kelainan kromosom. Berikut penjelasannya untuk Mama.
Seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur kita akan menurun. Kondisi tersebut menyebabkan pembelahan kromosom kurang sempurna hingga menyebabkan kelainan kromosom. Meski begitu, beberapa studi menyebutkan wanita yang berusia di bawah 35 tahun juga dapat melahirkan anak berkebutuhan khusus, seperti kelainan trisomi 21.
Bagi ibu yang pernah melahirkan anak down syndrome berpeluang melahirkan anak dengan kelainan yang sama lagi. Selain itu, orang tua yang memiliki riwayat DS juga meningkatkan risiko kelainan tersebut. Makanya, Mama perlu melakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah kelainan genetik pada bayi.
Faktor pendorong down syndrome berikutnya adalah kurangnya nutrisi pada ibu hamil. Khususnya kekurangan asam folat yang bermanfaat untuk pembentukan kromosom. Untuk mencegah kelainan ini, Mama dapat memenuhi suplemen asam folat atau mengonsumsi makanan kaya folat, seperti sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Berbeda dengan tipe anak berkebutuhan khusus yang lain, penderita kelainan kromosom memiliki ciri fisik yang khas. Meski tidak bisa disamaratakan, Mayo Clinic menyebutkan beberapa tanda penderita DS sebagai berikut.
Kelainan kromosom bukan masalah yang ringan, Mam! Para ahli mengatakan, anak yang terlahir dengan kondisi demikian berisiko mengalami masalah berbagai komplikasi di kemudian hari, seperti berikut ini.
Tidak seperti gangguan autisme yang dapat disadari pada usia 2 tahun, DS dapat diketahui sejak kehamilan. Pada trimester pertama, Mama dapat melakukan tes skrining berupa pemeriksaan darah orang tua untuk mencari protein PAPP-A dan hormon hCG. Selain itu, skrining juga dapat dilakukan dengan USG untuk mengetahui bentuk dan lipatan jaringan pada janin.
Pada trimester kedua, Mama juga dapat melakukan tes darah untuk memeriksa protein AFP dan hormon estriol di dalam darah. Cara lain dengan melakukan USG untuk memperlihatkan ciri fisik janin DS.
Tes kehamilan berikutnya adalah tes diagnostik yang terdiri beberapa jenis, mulai dari Amniosentesis, Chorionic villus sampling (CVS), dan Percutaneous umbilical blood sampling (PUBS). Tes tersebut dilakukan untuk mendeteksi perubahan kromosom yang memicu DS.
Pada bayi yang sudah lahir, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda-tanda down syndrome. Untuk memastikan lebih lanjut, dokter akan melakukan tes darah atau yang disebut tes kariotipe. Melalui bantuan mikroskop, tes ini dapat mendeteksi kromosom ke-21 tambahan.
Menerima anak berkebutuhan khusus memang tidak mudah. Namun, kita perlu menyadari kalau si kecil adalah anugrah kita yang harus dijaga dengan baik. Sama seperti yang sudah Mintly bahas pada artikel “Tidak Perlu Khawatir, Ini Cara Menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus”, selain memberikan nutrisi dan terapi yang tepat, Mama membutuhkan produk perawatan untuk menemani tumbuh kembangnya.
Salah satu produk perawatan kulit yang wajib Mama sediakan di rumah adalah Gently. Hadir dengan formula lembut dan dominasi bahan alami, rangkaian produk dari Gently dapat menghindari si kecil dari kulit kering, ruam, iritasi, dan gatal. Dengan begitu, si kecil dapat beraktivitas dan istirahat dengan nyaman.
Demi kesehatan si kecil, ketahui dan dapatkan produk Gently di sini!